Cara Mengatasi Air Berkarat
Infeksi saluran kemih (ISK)
Menurut buku berjudul Urinary Tract Infection oleh StatPearls Publishing (2023), infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang paling sering memengaruhi frekuensi buang air kecil pada seseorang.
Penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia 16 sampai 35 tahun, dengan 10 persen wanita terkena infeksi berulang dan lebih dari 40 persen hingga 60 persen mengalami infeksi setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Selain itu, kekambuhan juga sering terjadi, dengan hampir setengah pengidapnya mengalami gangguan sebanyak dua kali dalam satu tahun.
Masalah kesehatan ini memicu peningkatan frekuensi buang air kecil bersamaan dengan penurunan volume urine.
Kandung kemih overaktif
Sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda kandungan kemih overaktif atau overactive bladder.
Penyebabnya adalah kandung kemih yang berkontraksi berlebihan, meski belum penuh dengan urine. Biasanya, gejala dari masalah kesehatan ini terjadi secara tiba-tiba.
Sering buang air kecil gejala diabetes
Tak banyak yang menyadari bahwa peningkatan frekuensi buang air kecil juga menjadi gejala awal dari diabetes.
Gangguan ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa dalam bentuk urine.
Kamu bisa membaca artikel Sering Buang Air Kecil Tanda Terkena Diabetes untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Namun, pastinya perlu ada pemeriksaan medis pendukung untuk menguatkan diagnosis.
Selain diabetes, Ini Penyebab Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil di Malam Hari yang perlu kamu waspadai.
Sering buang air kecil pun menjadi gejala utama dari penyakit batu ginjal.
Keinginan untuk sering buang air ini awalnya akan muncul saat pengidap merasakan rasa sakit berbentuk tekanan pada bagian saluran kemih.
Tekanan ini berasal dari batu yang keluar dari ginjal dan tersangkut di ureter.
Ketika batu mencapai kantung kemih, rasa sakit tertekannya akan mereda, tapi, sebagai gantinya keinginan untuk sering buang air kecil muncul.
Selain itu, penyakit ini juga muncul dengan gejala berupa mual, muntah, sakit perut bagian bawah, dan perubahan warna urine menjadi lebih keruh.
Bahkan, pengidap juga terkadang mengalami kencing berdarah.
Mau tahu obat-obatan untuk mengatasi batu ginjal? Baca di artikel ini: Berbagai Obat Batu Ginjal Sesuai Jenisnya.
Ibu hamil, terutama pada trimester akhir tentu akan sering mengalami buang air kecil.
Kondisi ini terjadi karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan menekan kandung kemih.
Kamu bisa membaca artikel Ketahui Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil untuk mengetahui penyebabnya lebih lengkap.
Selain itu, ibu hamil pada trimester akhir juga mengalami nyeri punggung, sembelit, sulit tidur, dan mudah merasa lelah.
Infeksi ginjal terjadi akibat bakteri penyebab infeksi kandung kemih sudah masuk ke dalam ginjal.
Selain sering buang air kecil, gejala gangguan kesehatan ini juga berupa demam, nyeri punggung, dan nyeri ketika buang air kecil.
Apa Penyebab Sering Buang Air Kecil?
Meski demikian, kalau kamu tidak banyak minum atau tidak mendapat asupan kafein, tetapi frekuensi berkemih berkurang, ini dapat menjadi indikasi masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab sering buang air kecil:
Infeksi saluran kemih (ISK)
Menurut buku berjudul Urinary Tract Infection oleh StatPearls Publishing (2023), infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang paling sering memengaruhi frekuensi buang air kecil pada seseorang.
Penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia 16 sampai 35 tahun, dengan 10 persen wanita terkena infeksi berulang dan lebih dari 40 persen hingga 60 persen mengalami infeksi setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Selain itu, kekambuhan juga sering terjadi, dengan hampir setengah pengidapnya mengalami gangguan sebanyak dua kali dalam satu tahun.
Masalah kesehatan ini memicu peningkatan frekuensi buang air kecil bersamaan dengan penurunan volume urine.
Apa Penyebab Sering Buang Air Kecil?
Meski demikian, kalau kamu tidak banyak minum atau tidak mendapat asupan kafein, tetapi frekuensi berkemih berkurang, ini dapat menjadi indikasi masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab sering buang air kecil:
Bagaimana Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil?
Penanganan sering buang air kecil tentu harus sesuai dengan kondisi yang menjadi penyebabnya.
Inilah sebabnya, kamu perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk bisa memastikan penyebab masalah kesehatan tersebut.
Tidak hanya diri sendiri, pemeriksaan juga perlu kamu lakukan untuk orang tua.
Ini terutama untuk kelompok orang yang berusia lebih dari 40 tahun yang memang sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan kronis, seperti diabetes atau prostat.
Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter perlu melakukan wawancara terkait riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika memang perlu, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
Apabila dokter telah mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, kamu bisa mendapat penanganan yang tepat.
Misalnya, sering buang air kecil yang terjadi karena infeksi saluran kemih bisa membaik dengan obat antibiotik.
Sementara itu, peningkatan frekuensi berkemih karena kondisi kandung kemih overaktif bisa berkurang dengan tindakan berikut:
Kerusakan Karet Penutup Saluran Pembuangan
Selain masalah komponen drain motor, kerusakan karet penutup di saluran pembuangan juga bisa menyebabkan air tidak berhenti keluar dari dalam tabung.
Mimin pernah menemukan kasus, karet ini kadang tidak menutup sempurna, menyebabkan saluran pembuangan tetap terbuka sehingga air keluar terus.
Karet saluran buang memang rawan rusak karena sering terkena bahan kimia dari sabun cuci yang ikut keluar bersama air pembuangan.
Infeksi saluran kemih (ISK)
Menurut buku berjudul Urinary Tract Infection oleh StatPearls Publishing (2023), infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang paling sering memengaruhi frekuensi buang air kecil pada seseorang.
Penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia 16 sampai 35 tahun, dengan 10 persen wanita terkena infeksi berulang dan lebih dari 40 persen hingga 60 persen mengalami infeksi setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Selain itu, kekambuhan juga sering terjadi, dengan hampir setengah pengidapnya mengalami gangguan sebanyak dua kali dalam satu tahun.
Masalah kesehatan ini memicu peningkatan frekuensi buang air kecil bersamaan dengan penurunan volume urine.
Sering buang air kecil gejala diabetes
Tak banyak yang menyadari bahwa peningkatan frekuensi buang air kecil juga menjadi gejala awal dari diabetes.
Gangguan ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa dalam bentuk urine.
Kamu bisa membaca artikel Sering Buang Air Kecil Tanda Terkena Diabetes untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Namun, pastinya perlu ada pemeriksaan medis pendukung untuk menguatkan diagnosis.
Selain diabetes, Ini Penyebab Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil di Malam Hari yang perlu kamu waspadai.
Sering buang air kecil pun menjadi gejala utama dari penyakit batu ginjal.
Keinginan untuk sering buang air ini awalnya akan muncul saat pengidap merasakan rasa sakit berbentuk tekanan pada bagian saluran kemih.
Tekanan ini berasal dari batu yang keluar dari ginjal dan tersangkut di ureter.
Ketika batu mencapai kantung kemih, rasa sakit tertekannya akan mereda, tapi, sebagai gantinya keinginan untuk sering buang air kecil muncul.
Selain itu, penyakit ini juga muncul dengan gejala berupa mual, muntah, sakit perut bagian bawah, dan perubahan warna urine menjadi lebih keruh.
Bahkan, pengidap juga terkadang mengalami kencing berdarah.
Mau tahu obat-obatan untuk mengatasi batu ginjal? Baca di artikel ini: Berbagai Obat Batu Ginjal Sesuai Jenisnya.
Ibu hamil, terutama pada trimester akhir tentu akan sering mengalami buang air kecil.
Kondisi ini terjadi karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan menekan kandung kemih.
Kamu bisa membaca artikel Ketahui Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil untuk mengetahui penyebabnya lebih lengkap.
Selain itu, ibu hamil pada trimester akhir juga mengalami nyeri punggung, sembelit, sulit tidur, dan mudah merasa lelah.
Infeksi ginjal terjadi akibat bakteri penyebab infeksi kandung kemih sudah masuk ke dalam ginjal.
Selain sering buang air kecil, gejala gangguan kesehatan ini juga berupa demam, nyeri punggung, dan nyeri ketika buang air kecil.